Bismillaahirrahmaanirrahiim. Begitulah lafadz basmalah yang sering kita baca ketika hendak memulai segala aktivitas. Akan tetapi, pernahkah kita berpikir tentang makna di balik deretan huruf yang membentuk lafadz basmalah? Dan apa kaitannya lafadz basmalah dalam aktivitas dan kehidupan kita?

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Begitulah lafadz basmalah yang sering kita baca ketika hendak memulai segala aktivitas. Akan tetapi, pernahkah kita berpikir tentang makna di balik deretan huruf yang membentuk lafadz basmalah? Dan apa kaitannya lafadz basmalah dalam aktivitas dan kehidupan kita?

Jika kita telusuri secara teliti, deretan huruf hijaiyah yang membentuk lafadz basmalah berjumlah 19 huruf, yaitu : ba, sin, mim, alif, lam, lam, ha, alif, lam, ro, ha, mim, nun, alif, lam, ro, ha, ya, dan mim. Lalu, ada apa dibalik angka 19?

Dari 19 huruf basmalah terhimpun 4 kata : Bismi, Allah, Arrohmaan, dan Arrohiim. Masing-masing dari empat kata tersebut membentuk bilangan n x 19. Kata “Ismu” dalam Alquran disebut sebanyak 19 kali (19 = 1 x 19). Kata “Allah” dalam Alquran disebut sebanyak 2698 kali (1698 = 142 x 19). Kata “Arrahman” disebut dalam Al-Quran sebanyak 57 kali (57 = 3 x 19). Kata “Arrahim” disebut dalam Alquran sebanyak 114 kali (114 = 6 x 19). [1]

Ternyata angka 19 juga merupakan jumlah ruas yang terdapat dalam tangan manusia. Jika ruas tangan (kanan-kiri) dan ruas kaki (kanan-kiri)  kita dijumlahkan, maka hasilnya adalah 76 ruas (19 x 4 = 76). Dan angka 76 adalah nomor surat dalam Alquran yang bernama Alinsan, yang artinya Manusia. Itulah mengapa manusia dalam menjalani segala aktivitas menggunakan kedua tangan dan kedua kaki, menggunakan 76 ruas, dan membaca basmalah (yang hurufnya berjumlah 19) agar mendapatkan kesempurnaan dan keberkahan.  

Muhammad Nawawi Aljawi dalam kitabnya Maroqil Ubudiyah syarah Bidayah Alhidayah[2], mengungkapkan makna dari huruf-huruf dalam lafadz basmalah yaitu ; Baa’ (Baroatullah), kebebasan yang diberikan Allah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan. Siin (Satrullah), perlindungan Allah atas orang-orang yang jahil. Miim (Mahabbatullah), kecintaan Allah bagi orang-orang yang beragama Islam. Alif (Ulfatullah), kasih sayang Allah. Laam (Lathifatullah), kelembutan Allah. Haa (Hidayatullah), petunjuk dari Allah. Raa’ (Ridhwanullah), keridhaan Allah atas orang-orang yang terdahulu masuk Islam dan orang-orang yang bertaubat. Haa’ (Hilmullah), pemberian kelonggaran oleh Allah begi orang-orang yang berdosa. Miim (Minnatullah), karunia Allah atas orang-orang yang beriman. Nuun (Nuurul ma’rifah), cahaya pengetahuan di dunia dan di akhirat. Maka Allah memberikan keduanya kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Yaa’ (Yadullah), pemeliharaan-Nya atas kaum muslimin.

Makna dari setiap huruf dari lafadz basmalah tersebut menunjukkan bukti bahwa Allah bermurah hati, menyayangi, meridhoi, dan memberi perlindungan bagi orang yang membaca lafadz basmalah.   

Adapun beberapa keutamaan dari lafadz basmalah yaitu ;

  1. Kebutuhan kita akan dicukupi oleh Allah swt. dan yang datangnya dari sesuatu yang tidak disangka-sangka.
  2. Diberi keselamatan dan perlindungan dari Allah dan dapat mencegah kita dari musibah atau bencana alam.
  3. Menjernihkan pikiran sehingga mampu berpikir selalu berfikir positif (kebaikan).
  4. Menggugurkan sifat sombong, angkuh, tamak, dengki, dan sifat negatif lainnya.
  5. Mencegah seseorang dari godaan setan.
  6. Dapat meningkatkan kepercayaan diri.
  7. Terhindar dari perbuatan syirik yang mengandung unsur ilmu hitam dan kemunafikan.
  8. Membuat doa yang kita panjatkan dengan tulus ikhlas akan mudah dikabulkan oleh Allah swt.

Itulah penjelasan makna dan keutamaan dari lafadz basmalah. Oleh karena itu, sebelum kita memulai segala sesuatu ; ibadah, amaliyah, belajar, bekerja, membaca, berdagang, berpergian, dan segala aktivitas apapun kita ucapkan lafadz basmalah, dengan menyertakan nama Allah. Semoga kita mendapatkan keutamaan dan keberkahan-Nya dalam setiap aktivitas kita. Amiiin.

 

[1] Dikutip dari buku “Mukjizat Matematika Alqur’an”, karya KH. Muhammad Sholikhin. Jakarta : Quanta, PT Elex Media Komputindo, hal. 11-12

[2] Dikutip dari kitab “Maroqil Ubudiyah”, karya Muhammad Nawawi Aljawi, hal. 2

Oleh : M. Arif Rakhman Hakim, M.Pd