Penulis: Muhammad Rouman Affan, Guru Tahfidz SD Islam Al-Azhar 46 GDC

Alhamdulillah, kita telah memasuki bulan Syawal, bulan yang penuh makna dan semangat baru pasca pelaksanaan ibadah Ramadhan. Dalam pembinaan pagi ini, Ibu Halali Yanti, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 46 GDC, menyampaikan bahwa Syawal adalah momentum penting dalam Islam. Kata syawal berasal dari bahasa Arab yang berarti “meningkat”, sehingga bulan ini memiliki pesan spiritual yang mendalam bagi setiap Muslim, yakni untuk terus meningkatkan kualitas diri dalam berbagai aspek kehidupan pasca Ramadhan.

Ibu Halali Yanti, S.Pd. mengingatkan bahwa Ramadhan bukanlah akhir dari perjuangan, tetapi awal dari pembuktian. Setelah sebulan penuh ditempa dengan latihan ibadah dan pengendalian diri, kini saatnya setiap insan menunjukkan konsistensi amal. Peserta didik SD Islam Al Azhar 46 GDC dihimbau untuk menjadikan Syawal sebagai bulan peningkatan, bukan kemunduran.

Peningkatan ini mencakup tiga hal utama: ibadah, akhlak, dan semangat belajar.

Dalam aspek ibadah, Ibu Halali Yanti, S.Pd. menekankan bahwa shalat harus dilakukan dengan lebih khusyuk, tidak terburu-buru, dan dijalankan dengan pemahaman yang mendalam. Wudhu yang sebelumnya mungkin dikerjakan tergesa-gesa, kini harus dilaksanakan dengan penuh ketertiban dan kesadaran. Tadarus Al-Qur’an yang selama Ramadhan menjadi rutinitas harian, hendaknya tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya, sebagai bentuk cinta kepada Kalamullah.

Sementara dalam hal akhlak dan adab, Ibu Halali Yanti, S.Pd. menyampaikan pentingnya menjadikan Syawal sebagai waktu untuk memperhalus sikap dan memperkuat etika. 

Peserta didik diajak untuk menunjukkan perilaku yang sopan terhadap guru, menghormati orang tua, serta menampilkan adab yang baik dalam pergaulan dengan teman. Pendidikan akhlak merupakan fondasi utama dari kepribadian Muslim yang unggul dan sejalan dengan visi pendidikan Islam itu sendiri.

Adapun dalam bidang belajar, Ibu Halali Yanti, S.Pd. menegaskan bahwa semangat menuntut ilmu harus semakin kuat. Peserta didik perlu lebih giat, bersungguh-sungguh, dan menunjukkan ketekunan dalam setiap kegiatan belajar-mengajar. Ramadhan telah membentuk disiplin diri, dan kini saatnya disiplin itu diaplikasikan dalam kehidupan akademik sehari-hari. Belajar bukan sekadar tugas, tetapi adalah ibadah dan bentuk nyata dari jihad di jalan Allah subhanahu wa ta’ala.

Sejalan dengan hal tersebut, Bapak Ahmad Solehudin, S.Pd.I., selaku guru Pendidikan Agama Islam, memberikan penekanan spiritual yang menyentuh hati. Beliau mengutip sebuah hikmah indah yang berbunyi:

“Bukanlah Idul Fitri itu bagi orang yang memakai baju baru, tetapi Idul Fitri adalah bagi orang yang ketaatannya bertambah.”

Beliau menjelaskan bahwa kalimat tersebut dinukil dari kitab Lathaif al-Ma’arif karya Al-Hafizh Ibn Rajab Al-Hanbali, seorang ulama besar dari wilayah Timur yang dikenal dengan keilmuannya yang luas dan kedalaman spiritualitasnya. Pesan dari kutipan ini sangat jelas, bahwa hakikat dari perayaan Idul Fitri bukan terletak pada simbol-simbol lahiriah seperti pakaian baru atau makanan khas, melainkan pada peningkatan ketaatan dan kedekatan seseorang kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Dalam perspektif para ulama Timur, hal ini dikenal sebagai istiqamah, yaitu konsistensi dalam menjalankan amal kebaikan. Beliau juga menyampaikan bahwa banyak ulama besar menekankan pentingnya kontinuitas dalam amal. Imam Abu Hamid Al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya’ ‘Ulum al-Din, menyebutkan bahwa amal kecil yang dilakukan secara terus-menerus lebih dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala dibandingkan amal besar yang tidak berkelanjutan. Hal serupa ditegaskan pula oleh Imam Ibn Qayyim Al-Jauziyyah, yang menulis bahwa salah satu tanda diterimanya amal Ramadhan adalah jika seseorang terus menjaga kebaikannya di bulan-bulan setelahnya, terutama di bulan Syawal yang menjadi cermin pasca-Ramadhan.

Maka dengan semangat ini harapannya adalah agar seluruh peserta didik maupun semua kalangan guru juga karyawan SD Islam Al Azhar 46 GDC benar-benar menjadikan Syawal sebagai awal perubahan positif yang nyata. Kebaikan yang ditanam selama Ramadhan hendaknya tidak layu, tetapi tumbuh menjadi karakter yang kokoh dan berakar dalam jiwa. Semoga kita semua mampu menjaga ritme ibadah, memperbaiki akhlak, dan menguatkan semangat menuntut ilmu sepanjang tahun.

Semoga dengan semangat Syawal ini, peserta didik SD Islam Al Azhar 46 GDC senantiasa berada dalam lindungan dan ridha Allah subhanahu wa ta’ala, tumbuh menjadi generasi Qurani yang tangguh, cerdas, dan berakhlak mulia—menjadi penerus umat yang membawa cahaya Islam bagi bangsa dan dunia.