Penulis: Shafira Puspita Andini, S.Hum

Orang bahagia adalah orang yang mendapatkan pendidikan, dan orang yang mendapatkan pendidikan adalah orang yang bahagia. Budaya Yunani kuno memiliki sebuah konsep pendidikan yang bernama paideia. Konsep ini menegaskan bahwa tujuan pendidikan bukanlah hanya tentang penguasaan satu materi (David Orr: 1991), tetapi untuk meningkatkan kualitas individu untuk kepentingan bersama. Melalui konsep ini, siswa dapat meningkatkan kualitas diri mereka tidak hanya fokus pada satu subjek saja namun dapat menguasai subjek-subjek yang lain pula yang akan berguna tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga berguna untuk kepentingan bersama.

Dalam memaksimalkan kemampuan siswa baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain, perlu bagi pendidik untuk memaksimalkan pula upaya dalam mendidik siswa. Dengan teknologi yang semakin berkembang, maka semakin beragam pula cara yang dapat pendidik lakukan dalam menyampaikan ilmu. Inovasi dalam pendidikan bukan hanya berarti kreatif dalam mendesain materi, tetapi juga yang dapat dipraktikkan dan hal tersebut mempengaruhi hasil pendidikan dengan kualitas dan keterampilan yang inovatif (Fuat dan Dilek: 2016). Diharapkan dengan adanya pembelajaran yang inovatif, pendidik mendapatkan output yang baik dengan menghasilkan siswa yang berkualitas. Tidak hanya pandai dalam teori, namun juga pada praktiknya.

Salah satu pendekatan pembelajaran inovatif yang efektif adalah dengan permainan edukatif. Selain mendapatkan hasil yang baik, pembelajaran inovatif dengan permainan edukatif juga membuat suasana kelas menjadi lebih ceria, bersemangat dan tidak membosankan. Dengan adanya permainan edukatif di dalam kelas juga membangun rasa kompetitif dan rasa ingin tahu anak. Ide permainan dapat dimulai dari ide yang sederhana, seperti permainan yang biasa kita mainkan. Contohnya seperti belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan permainan ular tangga. Hasilnya cukup efektif, karena anak-anak yang biasanya tidak begitu suka membaca kalimat yang panjang jadi mau membaca dan mencoba untuk menjawab pertanyaan dengan benar karena adanya dorongan kompetitif untuk menang.

(Gambar 1 dan 2. Siswa belajar Bahasa Indonesia dengan permainan Ular Tangga. Media yang digunakan adalah dengan Canva)

Berbicara tentang inovasi, pasti akan sejalan dengan berkembangnya teknologi. Ini memudahkan pendidik dalam membuat berbagai macam permainan menarik yang bisa kita coba melalui berbagai situs. Berbagai situs permainan edukasi yang bisa dicoba seperti Kahoot (https://kahoot.it) dan Wordwall (https://wordwall.net), yaitu situs pembelajaran dengan konsep kuis, Zep Quiz (https://quiz.zep.us), yaitu kuis dengan sistem escape room atau bahkan dengan Canva (https://canva.com), yaitu situs desain yang bisa kita gunakan untuk membuat materi atau bahkan permainan jika kita betul-betul menguasainya.

Menggunakan permainan di dalam pembelajaran, tidak hanya membuat suasana kelas menjadi menyenangkan. Di sisi lain, juga dapat mengajarkan anak cara berkompetisi yang sehat dan cara kerja tim yang baik.

(Gambar 3 dan 4. Siswa sedang mempelajari IPAS menggunakan situs Wordwall)

Berdasarkan literatur yang ada hingga saat ini, inovasi pendidikan secara garis besar dapat didefinisikan sebagai alternatif untuk strategi tradisional yang mungkin sudah tidak menarik perhatian siswa lagi. Masuk akal untuk berpikir bahwa di dunia di mana individu mengubah dan diubah oleh dunia global, metodologi dan cara-cara pengajaran lama sepertinya tidak akan segera digunakan lagi.

Oleh karena itu, SD Islam Al Azhar 46 GDC selalu berusaha mengedepankan metode pembelajaran yang menyenangkan untuk murid, disertai dengan kualitas guru yang sadar akan pentingnya kemajuan teknologi sehingga mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, pembelajaran adab menjadi yang utama sebagai pondasi penting untuk semua murid.

(Gambar 5. Siswa belajar IPAS menggunakan situs Zep Quiz)

Referensi :

Orr, David. (1991). “What Is Education For?: Six myths about the foundations of modern education, and six new principles to replace them”. The Learning Revolution(52). Diakses 15 Februari 2024.

MasterClass. (20 Oktober 2022). “Paideia Guide: Understanding Paidedia Educational Philosophy”. Diakses melalui laman https://www.masterclass.com/articles/paideia-definition-explained. Diakses pada 15 Februari 2025, pukul 09:58

Fındıkoğlu, Fuat dan Dilek İlhan. (2016). “Realization of a Desired Future: Innovation in Education”. Universal Journal of Educational Research 4(11): 2574-2580. Diakses 20 Februari 2024.